1 Desember 2025
IMG-20251029-WA0098

Ternate, JendelaNewsTv.com – Berdasarkan data Simfoni-PPA Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), tercatat sebanyak 222 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak terjadi di Provinsi Maluku Utara hingga September 2025.

Wakil Gubernur Maluku Utara, Sarbin Sehe, mengungkapkan bahwa Kota Ternate menjadi daerah dengan jumlah kasus tertinggi yakni 74 kasus, disusul Kota Tidore Kepulauan sebanyak 48 kasus, dan Kabupaten Halmahera Timur dengan 24 kasus.

“Data tersebut merupakan hasil rekapitulasi hingga bulan September 2025,” ujar Sarbin Sehe saat membuka Forum Koordinasi dan Kerja Sama Aparat Penegak Hukum (APH) bersama penyedia layanan perempuan dan anak di Aula Cendrawasih, Rabu (29/10/2025).

Sarbin menegaskan, Pemerintah Provinsi Maluku Utara berkomitmen memperkuat koordinasi lintas sektor dalam upaya menangani dan mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak. Ia juga menyoroti fenomena meningkatnya kekerasan akibat lunturnya nilai-nilai budaya dan peradaban lokal yang selama ini menjadi penopang moral masyarakat.

“Fenomena ini ibarat gunung es yang mulai terlihat di berbagai daerah. Kita harus waspada dan menyikapi kondisi ini secara bersama-sama,” tegasnya.

Wagub menambahkan, penanganan dan pencegahan kekerasan tidak dapat dilakukan secara sektoral. Diperlukan sinergi kuat antara pemerintah daerah, aparat penegak hukum, lembaga layanan, dan masyarakat, agar perlindungan perempuan dan anak dapat terwujud secara menyeluruh.

“Kita patut bersyukur karena diberi kepercayaan untuk bertanggung jawab sebagai lembaga penyedia layanan di instansi masing-masing. Mari kita jalankan peran itu dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Maluku Utara, Dessy Masyita Turuy, menekankan pentingnya peran seluruh pemangku kepentingan dalam membangun lingkungan yang aman, nyaman, dan ramah bagi perempuan dan anak.

“Melalui forum ini, kami ingin memastikan setiap anak di Maluku Utara dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dalam suasana yang aman serta bebas dari kekerasan,” kata Dessy.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *