1 Desember 2025
IMG_20250823_140904

HALSEL, JendelaNewsTV.com – Potret memprihatinkan dunia pendidikan di Halmahera Selatan kembali mencuat. SD Negeri 45 Toin, Kecamatan Botang Lomang, kini berada di ambang kehancuran. Bangunan sekolah yang retak, plafon menggantung, serta pagar yang roboh menjadikan proses belajar-mengajar berlangsung di bawah ancaman maut.

Pantauan awak media di lapangan memperlihatkan kondisi ruang kelas yang nyaris runtuh. Dinding retak menganga, tiang penyangga lapuk, plafon rusak parah dan atap rusak parah. Setiap kali hujan deras, lantai dan meja belajar tergenang, sementara murid dipaksa belajar dengan ketakutan.

 

Orang tua murid menegaskan, situasi ini sudah darurat. “Kami tidak bisa lagi diam, keselamatan anak-anak dipertaruhkan,” ujar seorang wali murid dengan nada tegas.

Sorotan tajam kini mengarah pada Kepala Sekolah, Masud Abdulla. Ia dianggap gagal menjalankan tugas pokoknya menjaga keberlangsungan fasilitas pendidikan. Tidak ada upaya nyata rehabilitasi, meski kondisi bangunan sudah lama rusak. Warga menilai, pembiaran ini sama saja menutup mata terhadap risiko nyawa anak didik.

 

“Kalau Kepsek tak mampu, harus dicopot. Jangan tunggu anak-anak jadi korban,” tegas tokoh masyarakat Desa Toin.

Lebih jauh, investigasi JendelanewsTV.com menemukan bahwa sekolah ini sebenarnya pernah tercatat dalam alokasi anggaran perawatan dan rehabilitasi. Namun, realisasi di lapangan nihil. Dugaan kuat muncul bahwa dana tersebut tidak sampai pada sasaran. “Dokumen anggaran ada, tapi lihatlah kondisi sekolah. Nol perbaikan. Ke mana larinya uang itu?” kata salah satu sumber yang mengetahui persoalan ini.

Kekecewaan masyarakat semakin mengarah pada Dinas Pendidikan Halsel. Kepala Dinas dituding sengaja membiarkan masalah ini berlarut-larut tanpa tindakan tegas. Publik menilai, diamnya Kadis menjadi bentuk pembiaran atas potensi bencana yang sewaktu-waktu bisa merenggut nyawa siswa.

 

Sekretaris SEMMI Malut Sarjan Hi Rifai dengan lantang mendesak, “Copot Kepsek sekarang juga. Jika Kadis terus bungkam, maka ia sama saja ikut bertanggung jawab jika terjadi korban.”

 

SDN 45 Toin bukan sekadar kasus bangunan reyot, tetapi cermin kelalaian sistem pendidikan di Halsel. Di satu sisi, ada anggaran yang entah ke mana. Di sisi lain, ada generasi bangsa yang dipaksa menimba ilmu di bawah bayang-bayang reruntuhan. Kini semua mata tertuju ke Kadis Pendidikan Halsel, segera bertindak atau tercatat dalam sejarah sebagai pejabat yang membiarkan anak-anak belajar di ambang maut.

 

Kini orang tua wali murid menanti sikap tegas kepada kepala dinas pendidikan dan juga Bupati Halmahera Selatan Copot kepsek atau murid menjadi sasaran reruntuhan bangunan.

 

Tim.red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *