Sepak bola IWIP Cup 6 yang digelar di Desa Lelilef dan Gemaf, Halmahera Tengah, kembali menuai sorotan. Ajang tahunan yang biasanya menjadi hiburan masyarakat dan ajang silaturahmi antar karyawan perusahaan, kini justru hampir setiap hari diwarnai kericuhan di lapangan.
Sejumlah insiden adu jotos dan protes keras dari pemain maupun official tim kerap terjadi, dipicu keputusan wasit yang dinilai kontroversial serta merugikan salah satu pihak.
Salah satu official tim yang enggan disebutkan namanya menyampaikan kekesalannya atas keputusan wasit dalam laga antara Departemen Port Service vs Operational Support.
> “Pemain kami, Abjan Idris, diinjak sepatu fulling di wajah, tapi tidak diberi kartu sama sekali. Hanya free kick. Di situ awalnya kami merasa sangat dirugikan, sehingga emosi pemain dan official memuncak dan terjadi adu jotos,” ujarnya.
Menurutnya, keputusan-keputusan seperti itu bukan hanya terjadi sekali, namun hampir dalam setiap pertandingan.
Pihak panitia pertandingan terkesan menutup diri soal kericuhan yang terus terjadi. Ketika dikonfirmasi, Dale Andi, selaku koordinator perangkat pertandingan, memilih tidak memberikan komentar lebih jauh.
> “No comment,” singkatnya saat dihubungi media.
Situasi ini memicu kekhawatiran banyak pihak, sebab IWIP Cup merupakan ajang yang telah menjadi budaya tahunan dan ikon olahraga di kawasan industri Halmahera Tengah. Publik berharap panitia dapat melakukan evaluasi, terutama terkait profesionalitas perangkat pertandingan, agar turnamen kembali berjalan kondusif, sportif, dan menghibur para penonton.
