1 Desember 2025
IMG_20250903_213522

Halsel,JendelaNewsTV.com – Gelombang kemarahan masyarakat Halmahera Selatan (Halsel) kian membara usai sebuah postingan viral milik oknum anggota DPRD Halsel dari Fraksi PDI-P, Masdar Mansur. Dalam unggahannya, Masdar diduga dengan enteng menyebut rakyat yang menginginkan pembubaran DPR sebagai orang “GOBLOK (K-nya 10)”.

 

Ucapan kasar yang diduga dilontarkan melalui akun Facebook pribadi bernama Masdar Mansur Real ini sontak menyulut bara api di tengah masyarakat. Postingan itu dinilai sebagai bentuk penghinaan telanjang seorang pejabat publik terhadap rakyat yang seharusnya ia wakili.

 

“Yang mau DPR di bubarkan itu orang GOBLOK (K-nya 10),” tulis Masdar dalam postingannya yang kini ramai diperbincangkan. Namun, maksud dari istilah (K-nya 10) belum jelas. Diduga kuat, pernyataan itu hendak menegaskan bahwa rakyat dianggap ‘goblok sepuluh kali lipat’.

 

Kata-kata kasar seorang wakil ketua Komisi III DPRD Halsel ini bukan hanya dianggap melecehkan nalar masyarakat, tapi juga telah menodai marwah lembaga DPRD itu sendiri. Tak heran jika reaksi publik meluas, hingga berbagai elemen mahasiswa dan organisasi Cipayung di Halsel sepakat mengutuk keras sikap arogansi politikus tersebut.

 

“Kami akan terus menggelar aksi demonstrasi sampai Masdar Mansur di-PAW dari jabatannya sebagai anggota DPRD Halsel. Tidak ada alasan untuk membiarkan penghinaan ini dibiarkan begitu saja,” tegas sejumlah pimpinan organisasi Cipayung Halsel kepada media, Rabu (03/09/2025).

 

Postingan itu kini menjadi bola panas di tengah masyarakat. Sebab, alih-alih mengklarifikasi, Masdar Mansur justru memilih bungkam. Saat dihubungi via WhatsApp, pesan konfirmasi wartawan hanya dibaca tanpa balasan. Lebih ironis lagi, upaya konfirmasi lanjutan pun gagal karena akun WhatsApp Masdar tiba-tiba tidak lagi aktif alias di luar jangkauan.

 

Sikap diam tersebut kian menambah kecurigaan publik bahwa Masdar enggan mempertanggungjawabkan ucapannya. Padahal, rakyat yang tersakiti kini menuntut keadilan sekaligus menegaskan agar DPRD segera mengambil langkah tegas dengan memproses Pergantian Antar Waktu (PAW) terhadap Masdar.

 

Gelombang protes ini diperkirakan tidak akan surut sebelum penghinaan yang melukai harga diri masyarakat Halsel itu mendapat sanksi politik yang setimpal. Bagi rakyat, Masdar tidak hanya telah melecehkan aspirasi, tetapi juga telah menampar wajah demokrasi di bumi Saruma.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *