1 Desember 2025
IMG_20250825_123230

HALSEL, JNtv – Dunia pendidikan di Halmahera Selatan kembali tercoreng. Nasib para guru honorer di SDN 10 Laluin kini menjadi sorotan, setelah tujuh bulan lamanya mereka mengabdi tanpa menerima gaji sepeser pun.

 

Informasi yang dihimpun JendelaNewsTV.com, para tenaga honorer tetap melaksanakan tugas mengajar setiap hari. Namun, bayang-bayang ketidakpastian soal gaji membuat mereka terus dihantui rasa was-was. Ironisnya, Kepala Sekolah SDN 10 Laluin, yang akrab disapa Ibu Rita, hingga kini diduga bungkam dan belum memberikan penjelasan terkait keterlambatan pembayaran tersebut.

 

Sejumlah guru honorer mengaku kecewa dengan sikap pihak sekolah yang seakan menutup mata terhadap penderitaan mereka.

 

 “Kami sudah tujuh bulan bekerja, tapi hak kami tidak pernah dibayar. Kepsek pun tidak pernah memberi kejelasan,” ungkap salah satu guru honorer yang enggan disebutkan namanya.

 

Lebih jauh, para honorer menegaskan akan mengambil langkah tegas jika dalam waktu dekat tidak ada kepastian mengenai pembayaran gaji mereka.

 

 “Kalau hak kami terus diabaikan, kami siap menghentikan aktivitas mengajar. Bahkan, kami akan melaporkan masalah ini ke Dinas Pendidikan dan aparat penegak hukum. Kami tidak mau terus diperlakukan semena-mena,” tegas seorang guru honorer lainnya.

 

Situasi ini memunculkan pertanyaan besar: ke mana aliran anggaran yang seharusnya diperuntukkan bagi gaji para honorer? Publik pun mendesak Dinas Pendidikan Halmahera Selatan segera turun tangan melakukan investigasi, agar hak-hak para tenaga pendidik tidak terus dirampas oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

 

Jika persoalan ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin semangat para guru honorer akan runtuh. Padahal, mereka adalah garda terdepan dalam mendidik generasi bangsa, khususnya di pelosok daerah.

 

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 10 Laluin saat dikonfirmasi justru memberi pernyataan mengejutkan. Ia beralasan setiap langkah dan kebijakan membutuhkan biaya, sehingga pihak sekolah meminta agar para guru memahami kondisi yang ada.

 

 “Kami berjalan ke sana-kemari itu butuh anggaran, jadi tolong saling mengertilah. Dan saya sudah tahu siapa dalang dari semua ini,” ujar Kepala Sekolah kepada awak media.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *