Halmahera Selatan,JNtv – Kondisi SD Negeri 45 Halmahera Selatan kini benar-benar memprihatinkan. Bangunan sekolah yang seharusnya menjadi tempat aman dan nyaman bagi ratusan siswa, justru berubah bak “kuburan hidup” yang setiap saat mengancam nyawa,17/08/2025.
Pantauan langsung di lokasi memperlihatkan kerusakan parah di hampir semua bagian sekolah. Atap bocor dan berkarat, plafon berlubang menganga, dinding retak-retak, hingga tiang penyangga yang kusam dan nyaris lapuk dimakan usia. Bahkan pagar sekolah sudah lama roboh, membuat lingkungan sekolah tampak tak terurus.
“Kalau hujan deras atau angin kencang, anak-anak terpaksa belajar sambil waspada menghindari plafon yang bisa jatuh kapan saja. Kami takut suatu hari sekolah ini ambruk menimpa siswa,” ungkap seorang warga sekitar dengan nada khawatir.
Lebih ironis lagi, kerusakan itu bukan baru terjadi kemarin. Pagar sekolah sudah lebih dari empat tahun rusak total, sementara retakan di dinding kelas mulai membesar sejak pergantian kepala sekolah. Namun, di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah Masud Abdulla, nyaris tak ada upaya berarti untuk memperbaiki kerusakan yang ada.
Padahal, SDN 45 setiap tahun menerima kucuran anggaran rutin, baik dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) maupun dana pemeliharaan dari pemerintah daerah. Pertanyaannya: ke mana larinya dana perawatan itu?
Seorang guru yang meminta identitasnya dirahasiakan membongkar praktik tak transparan dalam pengelolaan anggaran.
“Kami tidak pernah tahu secara detail penggunaan dana perawatan. Setiap rapat anggaran, kepala sekolah jarang melibatkan guru. Laporan selalu dibuat seolah semuanya baik-baik saja, padahal kondisi sekolah semakin parah,” tegasnya.
Kebisuan Kepsek Masud Abdulla terhadap kerusakan sekolah dan dugaan penyalahgunaan dana ini dinilai sebagai bentuk kelalaian fatal. LSM, tokoh masyarakat, dan wali murid sepakat bahwa Masud Abdulla sudah tak layak lagi memimpin sekolah.
Aktivis LSM Pustaka Malut, Aprisal Terrang, bahkan mendesak Bupati Halmahera Selatan segera turun tangan.
“Bupati tidak boleh menutup mata. Keselamatan anak-anak dipertaruhkan. Jika kepala sekolah yang lalai dibiarkan, berarti pemerintah ikut membiarkan siswa belajar di atas bom waktu. Jika tidak ada tindakan tegas, kami siap turun jalan dengan aksi besar-besaran,” ancam Aprisal.
Hingga berita ini diturunkan, Dinas Pendidikan Halmahera Selatan bungkam, tak kunjung memberikan keterangan resmi. Sementara itu, upaya konfirmasi berulang kali kepada Kepala Sekolah Masud Abdulla juga berakhir tanpa jawaban.
Di tengah diamnya pihak berwenang, kerusakan SDN 45 terus memburuk. Ratusan siswa masih harus belajar di ruang kelas yang sewaktu-waktu bisa berubah menjadi jebakan maut.
